twitter


Andong merupakan salah satu alat transportasi tradisional di Yogyakarta dan daerah-daerah di sekitarnya, seperti Solo, Klaten, Karanganyar, Boyolali, Sragen, dan Sukoharjo. Keberadaan Andong sebagai salah satu warisan budaya Jawa memberikan ciri khas kebudayaan tersendiri yang hingga kini masih terus dilestarikan.

Biasanya, keberadaan Andong difungsikan sebagai alat transportasi pengangkut barang-barang dagangan ibu-ibu dari pedesaan menuju pasar-pasar tujuan. Selain berfungsi sebagai media pengangkut barang dagangan pasar, Andong juga tidak jarang berfungsi sesuai dengan aslinya sebagai alat transportasi umum.

Beberapa orang sering menyebut Andong dengan Dokar atau Bendi atau Delman. Padahal Andong berbeda dengan Dokar, Bendi atau Delman.Letak perbedaan paling sederhana dan mudah dari Andong dengan Dokar atau kereta-kereta bertenaga kuda lainnya adalah pada jumlah roda dan bentuk keretanya.Dokar hanya mempunyai dua roda dan ditarik oleh satu kuda saja, sedangkan Andong mempunyai roda empat yang bisa ditarik satu atau dua kuda.

Dahulu kala, andong hanya boleh digunakan oleh para bangsawan terutama raja dan keluarganya. Di awal abad XIX hinga abad XX, andong menjadi salah satu penanda status sosial para kerabat keraton. Hal ini dimulai ketika Mataram dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono VII, sekitar awal abad ke 19. Ketika itu rakyat jelata tidak boleh menggunakan andong. Rakyat hanya menggunkan gerobak sapi. Pada pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VII,andong berangsur mulai digunakan mayarakat umum walaupun masih terbatas bagi kalangan pengusaha dan pedagang saja. Tapi sekarang andong bisa digunakan oleh siapa saja bahkan menjadi transportasi publik dan pariwisata. Untuk mengetahui lebih detail tentang sejarah andong ini, dapat dilihat di Museum Kereta yang berada di sebelah barat Keraton Yogyakarta.

Keunikan menggunakan andong di Yogyakarta ini adalah adanya dua jenis andong yaitu andong biasa dan andong wisata. Andong wisata dapat dengan mudah dikenali karena sang kusir andong berpakaian lengkap menggunakan pakaian Jawa seperti blangkon,sorjan lurik dan celana panjang tiga per empat (3/4) berwarna hitam. Pada bagian depan andong wisata tertera nomor andong yang ditulis dengan angka Jawa. Andong wisata hanya dapat ditemui di kota Yogyakarta ini karena unitnya sangat sedikit.

0 komentar:

Posting Komentar

My Friends